CERPEN "Warnet Cinta"
Warnet Cinta
"Ada yang kosong mbak?" salah seorang pengunjung bertanya padaku.
"iya, no 4 kosong" jawabku tanpa memandang wajah pengunjung itu.
Aku memang selalu sibuk dengan layar komputerku. Hanya sesekali aku memperhatikan orang-orang yang berkunjung di J-net ini.
"Kamu udah makan lum, Ki?"
Terkejut sekali aku dengan suara lembut itu. Meski aku sudah tak asing lagi dengan suara perhatiannya, aku masih tetap terkejut.
"Udah kok, tadi sebelum kerja aku udah ngisi ni perut". Jawabku sambil tersenyum ramah padanya.
Aku memang selalu terkesima dengan parasnya. Dia adalah pelindung bagiku sekaligus menjadi bosku di warnet ini. Orang-orang sering memanggilnya Mas Jek.
"Ntar jangan lupa ya ki, Pram di sms".
"Siap mas Jek!".
Sms mas Pram tujuannya buat gantiin shift jaga berikutnya, tergantung siapa yang jaga setelah shiftku, ya dia yang harus aku sms. Tapi mas Jek tak pernah bosan mengingatkanku.
***
Rutinitas yang kulakukan setelah pulang kuliah adalah duduk di depan komputer sambil berselancar di dunia maya dan tentunya sambil bekerja di J-net. Sudah hampir satu tahun aku menjalani rutinitas ini. Dulu aku merupakan orang yang pemalas. Itu semua karena semua kebutuhan sudah terpenuhi. Akan tetapi setelah ayahku jatuh sakit, semua yang ku miliki harus pergi. Aku harus menjadi anak yang mandiri dengan membiayai kuliahku sendiri.
"Mbak, yang ini mousenya kok nggak bisa sih?"
"Mbak saya mau ngeprint yang billing 7".
"Mbak, masih ada yang kosong?"
Ah, pusing sekali aku. harus melayani yang disini, tapi yang disana ingin itu. Terkadang ada juga orang yang membuatku emosi. Tapi aku harus tetap sabar melayani semua clienku.
"Ki, Kiki...." panggil mas Jek.
"Ini buat kamu".
"Ini apa mas?"
"Katanya kamu kemaren pengen majalah Story, ya ini. Tadi aku beli buku, nah trus aku inget kamu lagi pengen majalah itu. Ya, sekalian aja aku beli".
"Harganya berapa mas?"
"Aku nggak jual lagi kok".
Senangnya hati ini. dia begitu perhatian padaku. Tapi, aku tidak tahu apa arti dari semua ini. Setiap kali melihatnya berkeliaran di ruang yang sama ini, hatiku selalu berbunga-bunga dan semuanya menjadi sangat menyenangkan. Apa ini yang dinamakan dengan fall in love?.
Ah, inget Kiki, kamu kan udah punya cowok yang sekarang berada di Kalimantan. Perasaan hampa ini selalu menggelayuti hati dan pikiranku bila inget status hubunganku yang nggak jelas ini. Aku masih punya pacar, tapi apakah aku salah bila aku jatuh cinta lagi?.
***
"Ki, ntar malem ada acara nggak?" tanya mas Jek dengan senyum manisnya.
"Ehmmmmm..... kayaknya nggak ada deh mas, kenapa?".
"Ntar malem kesini lagi ya, daripada kamu di kosan bengong". Pintanya.
Aku langsung mengiyakan saja tanpa berfikir panjang. Memang betul sih apa katanya. Aku memang di kosan sendirian, nggak sendiri sih. Ada ibu dan bapak kos yang sudah aku anggap seperti orang tuaku sendiri.
Pukul 19.00 WIB, aku datang lagi ke J-net dengan penampilan sederhanaku. Tapi aku tak melihat mas Jek disini.
Dia kemana sih, nyuruh aku kesini tapi dia nggak ada. Pikirku dalam hati.
"Mas Nabil, mas Jek kemana?".
"Lagi keluar bentar, kamu disuruh nunggu bentar katanya. Sms ja kamu udah nunggu gitu".
"Heum, oke deh".
setelah tigapuluh menit berlalu, akhirnya dia datang juga. Dia langsung duduk di sampingku dan tak ketinggalan senyum manisnya untukku. hatiku mulai bergemuruh lagi.
"Ayo makan Ki".
Dia itu seperti peramal. Tahu saja kalau aku ini belum makan.
"Makan???" tanyaku sedikit terkejut.
"Kamu belum makan, kan?"
"Mau makan dimana?
"Udah ayo ikut aja".
"Cie yang mau malmingan (malem mingguan)....." ledek mas Nabil yang lagi jadi operator.
Deg!! Aku baru sadar kalo malam ini malam minggu. Aku hanya bisa senyum-senyum kucing mendengar ledekan mas Nabil.
***
Tempat ini begitu romantis. Ada Band yang belum terkenal yang memainkan musik di depan pintu masuk kafe. Dihiasi lampu remang-remang, kolam ikan emas, dan keramahan pelayan yang menyebut kami sepasang kekasih. Padahal aku adalah pegawainya mas Jek, atau bisa di sebut pembantunya. Tapi malam ini sangat membuatku merasa seperti seoarang Cinderella tanpa sepatu kaca. Haha..... tawaku dalam hati.
kami duduk berhadapan dengan menu ayam bakar special yang sangat menggoda perut kosongku ini. Suasana romantis ini tak berlangsung lama. Raut wajahku berubah pucat pasi ketika aku melihat seorang laki-laki yang sangat famillier duduk dan menggenggam tangan seorang gadis di depannya.
Aku langsung menghampirinya dengan rasa kekecewaanku.
"Renoooo!!!! Dasar pembohong kamu!!!"
Plaaakkkk.....
Kutampar pipinya sangat keras yang berakibat sakit di tanganku sendiri.
Lanjutku masih dalam muka kusut
"Katanya pergi ke Kalimantan, taunya disini sama cewek lain, udah deh mending kita putus aja. Kamu bikin aku sakit hati Ren!"
"Ki, tunggu dulu, aku bisa ngejelasin semua ini Ki".
"Udah, ga ada yang perlu kamu jelasin ke aku. Semuanya udah jelas. Aku sakit hati juga karena kamu bikin aku PHP terus selama ini".
Tanpa melihatnya Aku berlalu meninggalkanya. Untung mas Jek tahu sikon (situasi dan kondisi).
***
Di warnet muka ini masih terlihat kusut, mataku sembab habis nangis. Hari ini penampilanku terasa sangat mengerikan.
"Ki, udahlah....jangan sedih. Cowok kan nggak cuman Reno doang di dunia ini". Senyum manisnya melelehkanku.
"Oa Ki, gimana kalau ntar sepulang kerja, aku ajak ke tempat yang bisa bikin kamu Fun. Gimana Ki?. Aku nggak tega melihatmu terus-terusan seperti ini. Oke??" Pintanya dengan senyum yang bikin aku klepek-klepek.
Aku langsung mengiyakan ajakannya.
***
"Kamu bisa maen sepatu roda nggak, Ki??"
"Hehe....enggak Mas".
"Hehe....enggak Mas".
"Ya udah, naik sepeda couple aja yuk". Pinta Mas Jek padaku.
Kami berada di tempat keramaian kota Semarang. Banyak orang menjajakkan dagangannya di Lapangan Simpang Lima ini. Di malam hari temaram lampu bagai bintang-bintang di Bumi. Ini yang selalu membuatku terkagum saat malam hari. Meski hati ini masih sangat terluka atas sikap pengecut Reno padaku. Tapi Tuhan telah mempertemukan hati ini kembali pada Mas Jek. Orang yang menjadi bosku di J-net yang sangat perhatian dengan senyum manisnya yang selalu diberikan untukku. Ya, hanya untukku.
Kami berada di tempat keramaian kota Semarang. Banyak orang menjajakkan dagangannya di Lapangan Simpang Lima ini. Di malam hari temaram lampu bagai bintang-bintang di Bumi. Ini yang selalu membuatku terkagum saat malam hari. Meski hati ini masih sangat terluka atas sikap pengecut Reno padaku. Tapi Tuhan telah mempertemukan hati ini kembali pada Mas Jek. Orang yang menjadi bosku di J-net yang sangat perhatian dengan senyum manisnya yang selalu diberikan untukku. Ya, hanya untukku.
SEKIAN
Komentar
Posting Komentar
jangan lupa komen ya bila ada yang kurang dari tulisan saya, thank you